Sabtu, 12 Februari 2011

Nabi Muhammad SAW Pembawa Rahmatan Lil ‘Aalamiin

Dari sekian jumlah nabi dan rasul Allah yang telah dinobatkan oleh-Nya sebagai pembawa Rahmatan Lil ‘aalamiin untuk menjadi rahmat seluruh alam semesta adalah Nabi Muhammad saw. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Al Anbiya’ ayat 107 yang artinya: “Dan tidaklah Kami mengutus engkau (hai Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam”.
Sebelum kita membahas tentang sasaran rahmat apa saja yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad tersebut, terlebih dahulu manilah kita mengetahui apa makna dan rahmat itu sendiri.
Menurut arti bahasa, bahwa rahmat itu berasal dan kata rahima yang berarti kasih sayang. Adapun yang dimaksud dengan istilah syar’iyyah ialah: kasih sayang (karunia) Allah yang dilimpahkan-Nya kepada semua makhluk-Nya.
Muhammad Syaltut (Prof) seorang mantan Rektor Universitas Al Azhar, memberikan rumusan pengertian tentang rahmatan ini sebagai berikut: “Tiap sesuatu nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah swt. kepada hamba-Nya, baik yang bersifat umum ataupun yang bersifat khusus, semua itu adalah buah dari rahmat Allah swt. Apakah itu berupa kesehatan, harta benda, istri yang cantik, anak-anak yang sholeh/sholihah, ilmu yang bermanfaat dan sebagainya”.
Nabi Muhammad saw. pembawa rahmat untuk semesta alam, bukan untuk orang Arab saja dan tidak pula untuk kaum muslimin saja, akan tetapi untuk segenap makhluk di persada bumi ini.
Dalam kehidupan sehari-hari, Rasulullah Muhammad SAW telah mencerminkan sikap kasih sayang (rahmat)nya terhadap anak-anak, rakyat bawahan; terhadap orang-orang tua, dengan mencintai dan menyantuni mereka. Terhadap orang-orang yang lemah ekonominya atau lemah keadaan sosialnya, beliau menunjukkan kasih sayangnya dengan membela nasib mereka dari tindakan kesewenang-wenangan serta penghisapan dengan memberikan hak-hak mereka, menegakkan dasar-dasar keadilan dan lain sebagainya.
Dalam sebuah haditsnya Rasulullah telah menyatakan sendiri: “Tidaklah termasuk golongan umat kamu orang-orang yang tidak menghormati orang-orang tua dan orang-orang yang tidak kasih sayang kepada anak-anak”. (HR. Abu Dawud dan Bukhari)
Dalam hadits lain, beliau telah menyatakan bahwa seseorang yang senantiasa menunjukkan kasih sayang terhadap sesama makhluk, niscayalah sang Pencipta langit dan bumi akan menaruh kasih sayang-Nya terhadap orang tersebut. Sabda beliau: “Orang-orang yang pengasih pasti dikasihi oleh Pengasth (Allah). Kasihilah orang-orang yang ada di atas bumi ini, niscaya kamu akan dikasihi oleh orang-orang yang ada di langit”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Hakim).
Sikap kasih sayang ini tidak hanya beliau terapkan kepada kawan-kawan (kaum muslimin saja), akan tetapi terhadap lawanpun beliau senantiasa menunjukkan sikap kasih sayangnya, tentu saja dalam bätas-batas tertentu, yang tidak membahayakan bagi umat Islam itu sendiri. Ketika kaum muslimin pada suatu saat telah mendapat rintangan dahsyat yang didalangi oleh kaum musyrikin, maka pada saat yang genting itu para sahabat memohon kepada Rasulullah agar beliau memohonkan doa kehadirat Allah agar orang-orang yang maksiat dan membangkang itu dihancurkan/dibinasakan dari persada bumi ini. Namun beliau memberikan suatu jawaban: “Sesunggulmya aku (Muhammad) di utus bukanlah untuk mengutuk. Tapi tugas saya adalah untuk menjadi rahmat”. (HR. Muslim)
Dan sabdanya lagi, dengan tegas beliau menyatakan: “Sesungguhnya Allah telah mengutus saya ini untuk menjadi rahmat bagi semesta alam dan menjadi hidayah untuk orang-orang yang bertaqwa”. (HR. Ahmad dan Thabrani).
Rasulullah Muhammad dalam menata dan membina masyarakat (umatnya) beliau selalu menomer satukan sikap kasih sayang ini. Dapat diumpamakan bahwa sifat kasih sayang (rahmat) itu laksana semen yang merekat, menyatu dengan pasir sehingga terciptalah suatu bangunan yang kokoh. Dengan kasih sayang itulah dapatlah dibangun satu masyarakat marhamah, yaitu kehidupan masyarakat yang diwarai dengan semangat kasih mengasihi, cinta mencintai, tolong menolong dan lain sebagainya; jauh lebih harmonis dari masyarakat yang sosialistis.
Gambaran masyarakat (umat) yang marhamah itu telah dilukiskan oleh Prof. Mahmud Syaltut ialah sebagai berikut:
“Orang-orang yang besar menyayangi orang-orang yang kecil; orang-orang yang kecil menghormati (menghargai) orang-orang yang besar; orang-orang yang kaya melapangkan (membantu) kepada orang-orang yang miskin; orang-orang yang pintar memberikan petunjuk kepada orang-orang yang bodoh. Orang-orang yang sedang diadili memandang si Hakim sebagai rahmat, laksana pandangan seorang yang sedang sakit terhadap dokter dan lain-lain sebagainya. Semua itu hidup dalam suasana kasih mengasihi dan saling memberikan bahagia dan kebaikan dalam kehidupan”.
Allah telah menyatakan bahwa tugas kerasulan Muhammad itu adalah seluruh umat manusia, bersifat universal, yang mencakup dan merambah ke seluruh alam jagat, seluruh dunia dalam firman-Nya: “Dan Kami tidak mengutus kamu (hai Muhammad) melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Saba’: 28)
Para Rasul sebelum Nabi Muhammad hanyalah diutus oleh Allah untuk satu kaum atau daerah (negeri) yang tertentu saja lagi pula khusus untuk memenuhi kepentingan kaum dan penduduk yang bersangkutan saja. Akan tetapi tugas dan misi yang dibawa oleh Rasulullah saw. sebagai nabi akhir zaman yang tidak ada nabi sesudah beliau, ialah menciptakan suatu kesatuan umat/bangsa-bangsa dengan tujuan menggalang persatuan umat sejagat, yang sekaligus merupakan Rahmatan Lil ‘Aalamiin (rahmat bagi semesta alam).
Selanjutnya bentu/sasaran rahmat Rasulullah untuk alam semesta, yang sekaligus menggambarkan fungsi/amanat yang beliau emban adalah sebagai berikut:
(1) Rasulullah Muhammad saw. adalah sebagai seorang guru dan pelindung
Sebagaimana yang ditegaskan oleh Allah dalam Al Qur’an surat Ali Imran ayat 164: “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dan golongan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah”.
(2) Rasulullah Muhammad saw. adalah sebagai komentator isi kandungan Al Qur’an
Sebagaimana firman Allah dalam surat An Nahl ayat 44: “Dan Kami turunkan kepadamu (Al Quran) agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka dapat berfikir”.
(3) Rasulullah Muhammad saw. adalah sebagai pemimpin
Sebagaimana yang ditegaskan sendiri oleh Allah swt. dalam Al Qur’an surat Al Anfaal ayat 20: “Hai orang-orang yang beniman taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya (yakni kepada Nabi Muhammad) dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya)“.
(4) Rasulullah Muhammad saw. adalah sebagai pemegang undang-undang
Sebagaimana yang ditegaskan sendiri oleh Allah swt. dalam Al Qur’an surat Al Hadid ayat 7: “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dan hartamu yang telah dikaruniakan Allah kepadamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman yang menafkahkan sebagian hartanya itu akan memperoleh pahala yang besar”.
(5) Rasulullah Muhammad saw. sebagai penegak keadilan
Dalam hal ini Allah telah menegaskan dalam Al Qur’an surat An Nisa’ ayat 105: ”Sesungguhnya Kami ielah menurunkan kitab (Al Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, supaya kamu (dapat) mengadili antara manusia dengan apa yang diwahyukan Alla kepadamu dan janganlah kamu menjadi penantang karena (membela) orang-orang yang khianat “.
(6) Rasulullah Muhammad saw. adalah sebagai penguasa, kepemimpinan dalam suatu pemerintahan
Sebagaimana firman Allah dalam surat An Nisa’ ayat 59: “Hai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan Ulil Amri (pejabat pemerintahan) di antara kamu. Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah persoalan itu kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnah-nya), kalau kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian”.
(7) Rasulullah Muhammad saw. sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Ahzaab ayat 45 – 47: “Hai Nabi! Sesungguhnya Kami utus engkau (Muhammad) untuk menjadi saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan dan untuk menjadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk menjadi cahaya yang menerangi”.
(8) Rasulullah Muhammad saw. adalah sebagai pelaksana/penegak amar ma’ruf dan nahi munkar.
Sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Allah dalam Al Qur’an surat Al A’raaf ayat 157: “(Rasul) memerintahkan mereka mengerjakan yang ma ‘ruf dan melarang mengerjakan yang munkar, menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk”.
Begitu risalah yang diemban oleh Nabi Muhammad saw. yang meliputi segala bidang, bahan ajarannya itu berlaku untuk seluruh bangsa-bangsa di dunia ini dan fungsinya yang menjangkau segala sektor masyarakat. Dengan demikian jelaslah bahwa tugas (mission) Muhammad saw. itu menjadi Rahmatan Lil ’Aalamiin (pembawa rahmat untuk semesta alam).
Ada seorang komentator Islam yang menyimpulkan secara menyeluruh mengenai risalah Nabi Muhammad saw. sebagai berikut:
“Rasulullah (Muhammad saw.) adalah satu-satunya tokoh yang mempengaruhi kehidupan manusia secara menyeluruh, totalitas. Dia membawa kebajikan dan kebaikan serta memberantas kejahatan dan penderitaan. Dia membersihkan ekses-ekses dan akibat-akibat buruk dan sistem kehidupan sehari-hari dalam bidang ekonomi, sosial dan politik dan menegakkan keadilan dan niat baik dalam tiap-tiap jalan kehidupan. Dilakukannya perubahan-perubahan besar memperbaiki masyarakat melialui ajaran-ajaran Ilahi dan contoh-contoh kepribadian yang ditunjukkannya, tidak dengan jalan kekerasan. Dia menguasai hati nurani umat, bukan menguasai tanah dan negeri, karena dia merasa harus berbuat baik terhadap orang banyak dan bekerja siang dan malam untuk kesejahteraan dan kebahagiaan umat, tanpa mengharapkan sesuatu imbalan (pembalasan). Rasul-rasul Allah yang lain seperti Nabi Ibrahim, Musa dan Isa yang telah merubah perjalanan sejarah dan mempengaruhi kehidupan bermilyun-milyun manusia dengan ajaran Ilahi dan contoh-contoh kepribadian mereka, tidak begitu banyak (seperti Muhammad) meninggalkan pegangan dan inspirasi yang dapat dimanfaatkan oleh generasi sekarang dan generasi yang akan datang”. (Dikutip dari buku Keagungan Sinar-Sinar (Nur) Muhammad SAW~Rahmatan Lil ’Alaamiin, oleh Ustadz M.A. Asyharie, diterbitkan oleh Terbit Terang, Surabaya).

1 komentar:

  1. Best Online Casino UK | LuckyClub
    Lucky Club has been around since 1998. Play the luckyclub best online casino games online. Take advantage of the best promotions offered, and enjoy the best gaming  Rating: 5 · ‎Review by LuckyClub.live

    BalasHapus